Kemerdekaan Indonesia
Halo teman teman penerus bangsa! Perkenalkan kami dari Sekbid 3 OSIS SMP Negeri 8 Purwokerto yang akan memberitahu kalian, bagaimana perjuangan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia dan peristiwa yang terjadi sebelum dan saat tanggal 17 Agustus 1945. Kira kira kalian tahu atau tidak peristiwa yang terjadi sebelum dan saat tanggal 17 Agustus 1945? Kalau ingin tahu, yuk simak pembahasan dibawah ini!
A. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa yang terjadi sebelum 17 Agutus 1945 yaitu Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan Menteng 31 terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena adanya perbedaan pendapat golongan muda serta golongan tua terkait proklamasi kemerdekaan. Ketika itu, golongan muda menginginkan Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia lantaran Jepang telah menyerah kepada sekutu. Namun, golongan tua menentangnya. Hal ini karena masih mempertimbangkan banyak hal seperti keamanan. Tak sabar, golongan muda seperti Chaerul Saleh, Soekarni, dan Wikana bersama Shodanco Singgih (salah seorang anggota PETA) dan pemuda lain, memutuskan untuk mengamankan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan alasan menjauhkan dari pengaruh Jepang.
Pada 16 Agustus 1945 sekitar pukul 03.00 WIB, golongan muda menculik Soekarno dan Hatta dari Jakarta dan membawa mereka ke Rengasdengklok, sebuah daerah di Karawang, Jawa Barat. Ibu Fatmawati dan Guntur juga turut dibawa ke Rengasdengklok. Di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta tetap didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno kukuh menolak. Achmad Soebarjo, yang mengetahui Soekarno diculik oleh golongan muda, berusaha untuk menyelesaikan masalah. Hingga akhirnya terjadi negosiasi antara golongan muda dan golongan tua. Negosiasi ini menghasilkan bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta. Achmad Soebarjo meminta golongan muda untuk segera membawa Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Sebagai gantinya, Achmad Soebarjo menjanjikan agar segera memproklamasikan proklamasi kemerdekaan Indonesia tanpa pengaruh Jepang. Kesepakatan tersebut membuat Jusuf Kunto dan Achmad Soebardjo berangkat ke Rengasdengklok guna menjemput Soekarno dan Hatta pulang ke Jakarta.
Pada malam harinya, rombongan sampai di Jakarta. Soekarno dan Hatta diantar ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, yang sekarang merupakan Gedung Perumusan Naskah Proklamasi. Kediaman Laksamana Maeda ini digunakan sebagai tempat untuk membuat naskah Proklamasi Indonesia. Naskah Proklamasi tersebut dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo. Naskah kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Tanpa waktu lama, Sayuti Melik didampingi BM Diah lalu mengetik naskah proklamasi.
Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani. Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. Berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka. Tokoh lain yang sangat berjasa dalam peristiwa pembacaan Proklamasi yaitu tiga pemuda pengibar bendera merah putih pertama yaitu Latif Hendraningrat, S. Suhut dan Tri Murti.
B. Tokoh-Tokoh Peristiwa Rengasdengklok dan Proklamasi Kemerdekaan
1) Ir. Soekarno
Ir. Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau termasuk dalam golongan tua. Dalam peritiwa proklamasi kemerdekaan, beliau berhasil diyakinkan dan lantas menyusun naskah proklamasi, menandatanganinya, dan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2) Mohammad Hatta
Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902. Beliau termasuk dalam golongan tua. Bersama dengan Soekarno, M. Hatta juga ikut dibawa ke Rengasdengklok untuk diyakinkan oleh golongan muda. Sekembalinya ke Jakarta, M. Hatta ikut menyusun naskah proklamasi dan menandatanganinya atas nama bangsa Indonesia.
3) Achmad Soebardjo
Achmad Soebardjo lahir pada tanggal 23 Maret 1896. Beliau termasuk dalam golongan tua. Beliau berusaha meyakinkan para golongan muda untuk mengizinkan Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta. Beliau kemudian membawa Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta dan ikut menyusun naskah proklamasi.
4) Chaerul Saleh
Chaerul Saleh lahir pada tanggal 13 September 1916. Beliau termasuk dalam golongan muda. Sehari sebelum Peristiwa Rengasdengklok, Chaerul Saleh memimpin rapat di Pegangsaan Timur, Jakarta, terkait kapan pengumuman proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan. Chaerul Saleh kemudian mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
5) Wikana
Wikana lahir pada tanggal 18 Oktober 1914. Beliau masuk kedalam golongan muda. Wikana dikirim oleh para anggota golongan muda lainnya untuk bertemu dengan Soekarno dan Hatta. Wikana menuntut Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945.
6) Soekarni Kartodiwirjo
Soekarni lahir pada tanggal 14 Juli 1916. Beliau termasuk dalam golongan muda. Sukarni adalah tokoh yang membawa Soekarno ke Rengasdengklok bersama Bung Hatta.
7) D.N. Aidit
D.N. Aidit lahir pada tanggal 30 Juli 1923. Di dalam peristiwa Rengasdengklok, beliau ikut serta dalam rapat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
8) Fatmawati
Ibu Fatmawati lahir pada tanggal 5 Februari 1923. Beliau adalah istri Mantan Presiden Soekarno yang menjahit bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan usai pembacaan Proklamasi Kemerdekaan pada 1945.
9) Guntur Soekarnoputra
Guntur Soekarnoputra lahir pada tanggal 3 November 1944. Beliau merupakan salah satu korban yang ikut dalam penculikan ke Rengasdengklok bersama ibu Fatmawati.
10) Jusuf Kunto
Jusuf Kunto lahir pada tanggal 8 Agustus 1921. Beliau ikut dalam penculikan Ir. Soekarno Hatta ke Rengasdengklok.
11) Laksamana Maeda
Laksamana Maeda lahir pada tanggal 3 Maret 1898. Beliau berperan dalam kemerdekaan Indonesia yaitu memastikan perumusan proklamasi berjalan aman. Laksamana Maeda tidak hanya mengizinkan rumahnya dijadikan tempat perumusan proklamasi, tetapi juga memastikan agar proses perumusan berjalan dengan aman dan lancar. Ia pun menyiapkan pasukan di dalam rumah dinasnya agar kondisi terjaga dengan aman.
12) Sayuti Melik
Sayuti Melik lahir pada tanggal 22 November 1908. Beliau adalah tokoh yang telah mengetik naskah teks Proklamasi Kemerdekaan.
13) BM Diah
BM Diah (Burhanuddin Mohammad Diah) lahir pada tanggal 7 April 1917. BM Diah adalah seorang jurnalis yang sangat peduli kepada bangsanya. Dia berperan besar dalam mendokumentasikan detik-detik perkembangan situasi menjelang Proklamasi 1945. Sebagai jurnalis, dia kemudian terlibat dalam penyebaran berita kemerdekaan tersebut ke pelosok Indonesia.
14) Latief Hendraningrat
Latief Hendraningrat lahir pada tanggal 15 Februari 1911. Latief Hendraningrat termasuk orang yang mempunyai peran dalam peristiwa bersejarah ini. Beliau adalah orang yang dipercaya mengamankan lokasi sebelum acara pengibaran bendera dimulai. Ia menempatkan prajuritnya di sekitar Pegangsaan dan mengamankan jalannya acara penting itu. Dan ia adalah pengibar bendera di saat Proklamasi kemerdekaan.
15) S. Suhud
S. Suhud (Suhud Sastro Kusumo) lahir pada tanggal 13 Desember 1927. Ia merupakan anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang. Saat upacara proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Ia turut bertugas sebagai pengibar bendera. Pada 14 Agustus 1945, Suhud dipercaya menjaga keluarga Soekarno dari berbagai macam gangguan.
16) Surastri Karma Trimurti
S.K. Trimurti lahir pada tanggal 11 Mei 1912. Ia ikut menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia dan diminta untuk mempebanyak teks proklamasi dan menyebarkan teks-teks tersebut agar kabar kemerdekaan segera sampai ke rakyat Indonesia di luar Jakarta. Ia mendapat tugas untuk menyebarkan berita proklamasi ke wilayah Semarang dan sekitarnya. Ia juga ikut menjadi pengibar bendera merah putih.
17) Shodanco Singgih
Nah, jadi sekarang kalian sudah tahukan bagaimana perjuangan pahlawan dalam memerdekakan Indonesia? Jika kita sudah mengetahui perjuangan pahlawan, maka kita harus selalu bersyukur karena kita hidup di zaman ini. Karena di zaman ini kita bisa hidup lebih damai dan tentram tanpa adanya penjajahan. Kita sebagai penerus bangsa harus lebih semangat belajar dan berjuang untuk masa depan yang baik. Kita juga harus menghargai jasa para pahlawan yaitu dengan belajar sungguh sungguh-sungguh, ikut berpatisipasi dalam mengisi kemerdekaan, selalu semangat dan tetap optimis. Sekian pembahasan dari kami. Semoga menambah wawasan kalian semua! Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar